Madina | jurnalpost.Net
Dalam upaya membantu korban kebakaran yang terjadi di Desa Tambangan Tonga, Kecamatan Tambangan. Musibah kebakaran tersebut terjadi pada Senin dini hari (23/12/2024) sekitar pukul 00.30 wib. Akibat kebakaran itu telah menghanguskan setidaknya 18 rumah warga. Para Guru Pendidikan Agama Islam (PAIS) se-Kabupaten Mandailing Natal mengadakan kegiatan pemberian santunan pada hari Selasa (31/12).
Kegiatan ini dimotorisasi oleh Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mandailing Natal H. Maranaik Hasibuan, M.A. Kepala Kantor Kemenag Mandailing Natal diwakili Pelaksana Tugas (Plt) Kasi PAIS Kementerian Agama Kab. Mandailing Natal H. Ihkwan Siddiqi S.Ag, M.A dan Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII) Mandailing Natal. Menyerahkan Donasi dengan Total Rp. 13.000.000 yang Penyerahan santunan berupa kebutuhan ini ditujukan kepada siswa-siswi dan mahasiswa yang menjadi korban kebakaran di Desa Tambangan Tonga.
Berkaitan dengan bencana kebakaran yang terjadi, Plt Kasi PAIS mengungkapkan "Bencana kebakaran yang melanda kawasan tersebut telah mengakibatkan kerugian yang signifikan bagi warga setempat. Sebagai bentuk kepedulian, Guru AGPAI telah turun ke lokasi dan melakukan survei dan menyusun daftar kebutuhan barang yang diperlukan oleh para korban. Kami, berinisiatif untuk mempersiapkan dan menyalurkan bantuan, serta berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan untuk bersekolah." Ujar Ikhwan Siddiqi S.Ag M.A
Berdasarkan data yang diperoleh, total Siswa 18 siswa dan 3 orang mahasiswa. Kebutuhan pelajar yang menjadi korban kebakaran di Desa Tambangan meliputi berbagai perlengkapan dan alat tulis. Rosdiah dari kelas Roihanul Jannah 6 memerlukan sepatu ukuran No. 37 dan alat tulis seperti buku tulis, pensil, pulpen, kotak pensil, penghapus, penggaris, buku gambar, dan rautan pensil.
Anisa dari SMP N2 Tambangan 3 juga membutuhkan sepatu ukuran No. 37(kecil) dan perlengkapan yang sama. Suci dari SD memerlukan sepatu ukuran No. 26 (kecil) beserta alat tulis yang serupa. Riadi dari SMA 1 Tambangan 2 membutuhkan sepatu ukuran No. 40 dan alat tulis yang sama. Riadoh dari Musthafawiyah 5 memerlukan sepatu ukuran No. 38, sementara Khoirul Anwar Nasution dari MustafaWiyah 7 memerlukan sepatu No. 40 dan perlengkapan yang sama. Nurul Isnain dari MustafaWiyah 7 membutuhkan sepatu ukuran No. 39 dan alat tulis yang serupa.
Saripah dari Kuliah Semester 5 juga memerlukan sepatu No. 39 dan perlengkapan yang sama. Samsul Ma'arif Nasution dari Roihanul Jannah 3 memerlukan sepatu No. 45. Algifari dari SD membutuhkan sepatu ukuran No. 30 (kecil) dan alat tulis yang sama, sedangkan Alfi dari TK tidak memerlukan sepatu tetapi membutuhkan alat tulis yang serupa. Nazwa Anggina Lubis dari Kuliah Semester 2 memerlukan sepatu ukuran No. 38 dan perlengkapan yang sama. M. Reihan Alfarisi dari SMP N2 Tambangan 3 membutuhkan sepatu No. 42 dan alat tulis yang sama. Rahmat Haikal dari SD memerlukan sepatu ukuran No. 36 (kecil) dan perlengkapan yang sama. Mhd Fajri dari SMA membutuhkan sepatu No. 42 dan alat tulis yang serupa. Nazril Zikri dari SMP memerlukan sepatu No. 39 dan perlengkapan yang sama. Muslimah Azizah NST dari SD membutuhkan sepatu ukuran No. 33 (kecil) dan alat tulis yang sama.
Khoirul Anwar dari Mustafawiyah 7 memerlukan sepatu No. 39 dan perlengkapan yang sama. Ilham dari SMP memerlukan sepatu No. 39 dan alat tulis yang sama. Lulu Halipah dari SD membutuhkan sepatu ukuran No. 32 (kecil) dan perlengkapan yang sama. Finta Lectary NST dari Kuliah Semester 1 memerlukan sepatu No. 39 dan perlengkapan yang sama, sedangkan Aisyah Amini, seorang guru pesantren, memerlukan sepatu ukuran No. 38 dan alat tulis yang sama Kebutuhan alat tulis tersebut umum digunakan dan penting untuk mendukung kegiatan belajar.
Klasifikasi ini mencakup pelajar perempuan dan laki-laki dari berbagai tingkat pendidikan, termasuk SD, SMP, SMA, hingga kuliah. Seperti Saripah yang sudah kuliah di semester 5 membutuhkan sepatu ukuran No. 39 dan alat tulis lengkap. Dengan memahami kebutuhan setiap pelajar secara terperinci, kita dapat lebih mudah mendukung mereka dalam proses belajar mengajar.
“Kami mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam kegiatan ini dan memberikan dukungan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan. Semoga langkah ini dapat memberikan harapan baru bagi mereka yang terdampak serta memperkuat rasa solidaritas di tengah-tengah kita.” ujar Ikhwan Siddiqi
Diharapkan, bantuan yang diberikan dapat meringankan beban para korban Siswa/i dan Mahasiswa serta membantu dalam menuntut ilmu.
Kami percaya bahwa solidaritas dan dukungan dari Guru AGPAI akan memberikan harapan baru bagi mereka yang terdampak dalam proses pemulihan dan membangun kembali kehidupan pascabencana. (YAF/ Humas Kemenag)