Madina | jurnalpost.Net
Penguatan semangat empat pilar kebangsaan bagi tokoh lintas agama berlangsung di Kabupaten Mandailing Natal, dipimpin oleh H. Maranaik Hasibuan, M.A., Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Mandailing Natal. Dalam acara ini, beliau didampingi oleh Kasubbag Tata Usaha H. Armen Rahmad Hasibuan, S.Ag,. M.I.Kom dan Kepala Seksi serta Penyelenggara dari Kemenag Mandailing Natal. Selain itu, hadir pula Ketua FKUB Mandailing Natal Pinayungan Pulungan beserta seluruh staf, Kapolres Mandailing Natal yang diwakili, serta Ketua Majelis Ulama Indonesia Kabupaten Mandailing Natal, H. Muhammad Nasir, Lc, dan seluruh tokoh lintas agama. Acara ini dilaksankan di Aula Hotel Madina Sejahtera pada Kamis, (14/11).
Acara dimulai dengan paparan materi oleh H. Maranaik Hasibuan, M.A yang dimoderatori Penyelenggara haji Kemenag Mandailing Natal, H. Irfansyah Nasution, Hasibuan mengangkat tema "Religious Moderation: Wawasan Keagamaan." Dalam presentasinya, beliau menekankan pentingnya menanamkan nilai-nilai keagamaan yang bersifat terbuka dan moderat sebagai upaya untuk mencegah provokasi dan hasutan yang dapat membentuk paham ekstremisme, separatisme, dan liberalisme.
H. Maranaik juga menjelaskan tentang pentingnya taaruf, "Ta'aruf yaitu mengenal satu sama lain dari luar dan dalam, serta menghormati ciptaan Tuhan. Melalui pendekatan ini, diharapkan para tokoh lintas agama dapat lebih memahami peran mereka dalam menciptakan kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk, Pentingnya taaruf adalah untuk mengenal satu sama lain, baik dari luar maupun dalam, serta menghormati ciptaan Tuhan. Dengan pendekatan ini, diharapkan para tokoh lintas agama dapat lebih memahami peran mereka dalam menciptakan kerukunan dan keharmonisan di tengah masyarakat yang majemuk."
Moderasi beragama berfungsi sebagai pendekatan yang mendukung pelaksanaan nilai-nilai dari empat pilar tersebut. Dalam konteks ini, moderasi beragama mendorong para tokoh lintas agama untuk mengedepankan sikap toleransi, dialog, dan saling menghormati. Dengan memahami dan menghargai perbedaan, para pemimpin agama dapat berkontribusi dalam menciptakan lingkungan yang harmonis, di mana semua orang merasa dihargai dan diterima.
Kegiatan seperti penguatan semangat empat pilar kebangsaan ini bertujuan untuk memperkuat komitmen para tokoh agama dalam mengajak umatnya untuk menghindari ekstremisme dan radikalisasi. Melalui pemahaman yang lebih baik tentang moderasi beragama, diharapkan mereka dapat menjadi teladan dalam mempromosikan kerukunan, sehingga masyarakat dapat hidup berdampingan dengan damai, meskipun memiliki latar belakang agama dan budaya yang berbeda.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat komitmen para tokoh lintas agama dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, serta menjadi langkah konkret dalam mendorong moderasi beragama di Kabupaten Mandailing Natal. Acara diakhiri dengan sesi diskusi, di mana peserta berbagi pandangan dan pengalaman mengenai peran agama dalam memperkuat kebangsaan.(Humas Kemenag Madina)
