Humbahas | jurnalpost.net
Pelatihan Guru Utama atau Master dalam konteks Revitalisasi Bahasa Daerah (RBD) memasuki hari kedua. Pelatihan dalam kesempatan itu dikhususkan untuk bahasa daerah Batak.
Bahasa daerah Batak merupakan salah satu dari 3 bahasa daerah di Propinsi Sumatera Utara. Dua bahasa lainnya adalah bahasa daerah Melayu dan Nias. Ketiga bahasa daerah itu diakui berdasarkan peta bahasa, dialek, dan idioleknya. Jumlah itu kemaren masih sempat dikoreksi oleh Ok Sahril Melayu . "Jadi hanya tiga bahasa daerah di Sumatera Utara," tegas staf Balai Bahasa Sumatera Utara (BBSU) yang juga mengakui keterlibatan untuk proses pedoman RBD oleh kementerian terkait.
Bahasa daerah Batak yang dicakup dalam kesempatan pelatihan selama 4 hari di Saka Hotel Medan itu mengakomodir dialek Batak Angkola dan Batak Toba. Pelatihan itu juga sudah merupakan gelombang ketiga untuk bahasa daerah Batak.
150 peserta adalah guru-guru SD dan SMP dari 6 kabupaten/kota yang menggunakan kedua dialek atau perbedaannya lagi dalam idiolek. Keenam kabupaten kota itu adalah Kota Sidimpuan, Padanglawas Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, dan Samosir.
Out-put semua tahapan pelatihan sebelum dan sesudahnya terkait dengan Program Merdeka Belajar, Festival Tunas Bahasa Ibu, dan kemungkinan pembuatan modul kegiatan belajar yang disesuaikan dengan kebutuhan di lokal masing-masing, di luar mata pelajaran resmi.
Pelatihan bahasa daerah dalam konteks RBD sudah dilakukan untuk bahasa daerah Batak dan Melayu. Tinggal menunggu giliran kapan pelatihan dalam konteks bahasa daerah Nias.
Sampai hari kedua pelatihan RBD pelatihan ditargetkan 4 dan 3 materi selanjutnya diselesaikan hingga 15 Juni 2023.
Keterangan Foto:
Praktik Tembang Tradisi Bahasa Daerah Batak Angkola dan Toba.(J Purba).