Humbahas | jurnalpost.net
Artefak Patung Mejan punya sejarah historis peradaban manusia. Artefak tersebut berada di dusun Nambadia, Desa Sihastonga Kec Parlilitan, Humbahas Sumatra Utara.
Patung Mejan itu menjadi pertanda bahwa kehidupan penduduk dulunya ramai di daerah ini dan adanya akses jalan yang menghubungkan ke Dusun Sitataring Parduaduaan yang tembus menuju Kec. Tarabintang.
Sekolah SD pun dulu pernah ada di Dusun Nambadia ini. Nambadia ini menjadi tertinggal karena akses jalan tidak memadai. Peran Dinas Pariwisata dan DPRD Humbahas sangat di butuhkan untuk menjadikannya objek wisata. Bahkan, Wakil bupati Oloan Paniaran Nababan, SH.MH sudah pernah berkunjung ke dusun ini.
Konon, penduduk yang memiliki Mejan dahulu kala merupakan orang berada. Karena dalam pembuatannya membutuhkan biaya yang lumayan besar dan memakan waktu lama.
Selain itu, untuk membuat Mejan ini tidak sembarangan, karena dalam pembuatannya harus mengikuti banyak ritual sebagai syarat-syarat yang harus dipenuhi agar Mejan tersebut nantinya memiliki kekuatan mistik.
Setelah rampung patung ini ditempatkan di gerbang kampung yg menurut penduduk sebagai penangkal bala sekaligus penanda kekuasaan marga selaku pendiri kampung.
Menurut penduduk setempat, pada zaman dulu Mejan berfungsi sebagai benteng pertahanan terhadap musuh yang akan masuk ke suatu daerah atau kampung. Konon kabarnya, Mejan dapat bersuara bila musuh datang memasuki kampung, atau bila suatu kampung akan mengalami suatu kejadian.
Suara tersebut diyakini barasal dari Nangguru yang berdiam di dalam batu mejan tersebut. Nangguru yang tinggal di batu Mejan dipercaya adalah roh nenek moyang yang dipanggil melalui suatu ritual. Di situlah letak sifat mistik dari Mejan.(Janpur)
